The Power of Love

Selasa, 24 Maret 2009
“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak (unta, sapi, kambing, dan biri-biri) dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.” [Q.S. Ali-Imran : 14]

Cinta, merupakan kata mutiara yang memiliki makna yang cukup dalam. Secara bahasa, cinta dapat diartikan sebagai perasaan kasih sayang yang kuat terhadap sesuatu, baik itu benda ataupun manusia yang merupakan luapan hati dan gejolak hatinya ; perasaan ingin dimiliki dan memiliki.
Dalam pandangan umum, cinta dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan, yaitu :
~ Attatayum atau cinta tertinggi, yaitu rasa cinta kepada Allah SWT seperti dalam firman-Nya : “Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mancintai Allah SWT, ikutilah Aku, niscahya Allah Mencintaimu dan Mengampuni dosa-dosamu.” Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” [Q.S. Ali-Imran : 31].
Termasuk cinta kepada Rasulullah SAW, Rasul-Rasul-Nya, dan jihad di jalan Allah termasuk belajar.
~ Cinta menengah, yaitu rasa cinta kepada orang tua, anak, keluarga, dan kerabat yang memiliki tujuan untuk kemaslahatan (kemanfaatan). “Dan Kami Perintahkan maanusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya,........” [Q.S. Al-Ahqaf (46) : 15]
~ Cinta terendah, yaitu suatu rasa cinta kepada manusia (lawan jenis), harta, tahta dimana cintanya ini melebihi rasa cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya. [Q.S. Ali-Imran (3) : 14]

Rasa cinta kepada seseorang (lawan jenis) bisa termasuk kepada cinta menengah apabila rasa cintanya itu dilandasi karena rasa cinta kepada Allah, dan bisa termasuk cinta terendah apabila rasa cintanya itu dilandasi oleh hawa nafsu. Sedangkan, rasa suka kepada lawan jenis merupakan fitrah manusia dan diperbolehkan asalkan jangan sampai melebihi rasa cinta kepada Allah, Rasul-Nya, dan jihad di jalan Allah dan jangan sampai karena suka/ cinta tersebut kita meninggalkan dan melupakan kewajiban-kewajiban yang kita miliki.
Adapun mengenai pacaran itu dilarang dalam agama Islam. Karena pacaran merupakan suatu media untuk mendekati zina. Seperti yang Allah firmankan di dalam kitab suci Al. Qur’an : “Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina itu suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.” [Q.S. Al-Isra’ : 32]. Selain itu, bergaul dengan lawan jenis diperbolehkan asalkan :
~ Tidak berpandangan (face to face)/ pandangan tak terjaga.
~ Kedua yang keluar dari mulut.
~ Tidak ada antisipasi amar ma’ruf nahi munkar.
~ Berdua-duaan dengan lawan jenis yang bukan muhrim di tempat sepi.

Tetapi perlu ditekankan, bahwa Islam tidak membunuh fitrah manusia. Dan jodoh, rezeki, dan ajal telah ditetapkan oleh Allah Azza Wa Jalla. Serta takutlah kepada Allah SWT, seperti dalam firman-Nya : “Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Allah dan dari (keinginan) hawa nafsunya, maka sungguh, surga adalah tempat tinggalnya.” [Q.S. An-Nazi’at (79) : 40-41].
 

Browse