UMAR BIN ABDUL AZIZ ; THE GREAT LEADER !

Jumat, 06 November 2009
Anda pasti kenal Umar bin Abdul Aziz. Setidaknya pernah mendengar nama yang satu ini. Bagi para calon pemimpin dan para pemimpin yang sedang berkuasa, berkacalah dengan tokoh Islam yang satu ini, niscaya Anda akan selamat dari siksa neraka kelak !

Umar bin Abdul Aziz atau yang sering dikenal sebagai Umar II adalah satu-satunya khalifah yang namanya disejajarkan dengan Khulafaurrrasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali). Dari sisi kesalehan ibadahnya pun tidak diragukan lagi. Menurut Anas bin Malik, cara shalat Umar bin Abdul Aziz sama dengan cara shalat Nabi Muhammad SAW.

Pelajaran apa yang perlu dipetik dari Umar bin Abdul Aziz sehingga begitu penting untuk dijadikan pelajaran bagi para calon pemimpin maupun “incumbent” ? Jawabannya adalah bahwa Umar bin Abdul Aziz mungkin menjadi satu-satunya orang yang bersedih hati manakala diberi jabatan kekuasaan. Fenomenal bukan ? Ketika orang di penjuru dunia berlomba-lomba menjadi pemimpin, Umar justru bersikap sebaliknya. Apa pasal seorang tokoh legendaris bersedih hati terhadap “hadiah” kekuasaan yang didapatkannya ? Bukankah ia tidak meminta jabatan tersebut ?

Dikisahkan ketika suatu saat ia sedang menjabat kekuasaannya, isterinya, Fatimah mendapati diri Umar sedang menangis di kamarnya. Fatimah pun menanyakan apa yang sedang terjadi pada diri suaminya. Lalu Umar menjawab, “Ya Fatimah, saya telah dijadikan penguasa atas kaum muslimin dan orang asing dan saya memikirkan nasib kaum miskin yang sedang tertimpa kelaparan, kaum telanjang dan sengsara, kaum tertindas yang sedang mengalami cobaan berat, kaum tak dikenal dalam penjara, orang-orang tua yang patut dihormati, orang yang mempunyai keluarga besar namun penghasilannya sedikit, serta orang-orang dalam keadaan serupa di Negara-negara di dunia dan propinsi-propinsi yang jauh. Saya merasa bahwa Tuhanku akan bertanya tentang mereka pada Hari Berbangkit dan saya takut bahwa pembelaan diri yang bagaimana pun tidak akan berguna bagi saya. Lalu saya menangis.”

Sungguh luar biasa bukan sikap Umar di atas! Ia adalah tipe pemimpin yang sangat memperhatikan nasib rakyatnya. Kekuasaan bagi dirinya bukanlah suatu nikmat namun sebuah cobaan dan malapetaka. Secara gamblang kita dapat menangkap bagaimana perasaan hati Umar tatkala ditunjuk sebagai khalifah. Bergembiralah ia? Tidak ! Yang terjadi justru kesedihan dan rasa berat hati. Ia sadar bahwa kekuasaan mengandung konsekuensi yang sangat berat terutama menyangkut bagaimana ia harus menegakkan sendi-sendi keadilan dalam pemerintahannya. Sampai perkara yang kecil saja, Umar begitu perhatian. Lihat saja ketika ia memilih mematikan lampu di kerajaannya manakala anaknya datang untuk keperluan pribadi. Tidak salah apabila khalifah yang satu ini patut dijadikan teladan bagi para calon pemimpin maupun pemimpin yang sedang berkuasa agar kehidupan akhiratnya kelak terselamatkan dari api neraka !

Rasa Syukur itupun datang

Rabu, 24 Juni 2009
Alhamdulillahirabbil'alamin...
Ketegangan dan kerja keras semangat ini hampir semuanya selesai,,,
Ulum dan sertifikasi telah dilewati walau belum tau bagaimana hasilnya..
PASIR,,
Sebuah acara yang bisa mempererat kekeluagaan 1 kelas
Alhamdulillah X - 6 menjadi juara II
Juara berapapun itu ga penting,,
Jgn pernah melihat sesuatu itu dari hasil yang dicapai,,
tapi lihatlah bagaimana proses yang telah terlewati,,
Bwat gw kita itu juara,,
Juara sejati yg mndapat antusias yg sangat luar biasa
Kebersamaan itu sangat berharga,, dan apresiasi itupun sangat bermakna
Terimakasih X - 6
Akan perjuangan dan kerja kerasnya selama ini....
Untuk kls lain
Jgn pernah merasa kecewa akan hasil yg tlah kalian raih
Ambilah sisi positif untuk lebih memperbaiki diri
Jadikan itu semua sebagai bahan untuk menjadi lebih baik di masa datang
Pengalaman akan lebih berhaga jika bisa kita maknai dan ambil hikmahnya,,..

Suara Keikhlasan

Sabtu, 02 Mei 2009

Aku ga pernah tau

Apa yang selalu aku lakukan ini benar?

Aku memang tertarik akan dirimu

Tetapi banyak hal yang membuat aku bingung

Aku bingung kenapa ini terjadi pada diriku

Haruskah ku korbankan persahabatan ini?

Tetapi persahabatan ini justru menghantarkan kekagumanku padamu

Dirimu terlalu membuat diriku berdecak kagum

Keikhlasan yang terpancar dari gerak lakumu seakan selalu membuat diriku terkesima

Kadangkala aku bertanya dalam hati

"Apa aku ini pantas untuk mu?"

Aku selalu belajar kepada dirimu

Bagaimana kesabaran yang diimbangi dengan ikhtiar selalu membuat dirimu kuat

Kuat untuk menjalani lika liku kehidupan

Kuat menjalani semua permasalahan hidup

Aku tau.......

Memang aku mungkin tak pantas untukmu

Memang aku mungkin tak cocok untuk dekat dengan seseorang yang hebat seperti dirimu

Tapi ketahuilah...

Bawasanya...

Aku selalu belajar keikhlasan darimu

Sehingga aku akan selalu mencoba untuk mencintaimu dengan penuh keikhlasan

Aku akan mencoba memberikan semua yang terbaik yang kumiliki untuk menjadi sahabat terbaikmu

Ya Allah jadikanlah Dia menjadi miliku, satu-satunya untukku, dan yang terbaik untukku ,,, Amin...... 

Ada 5 Suara di Dalam Kubur

Suatu saat, ketika gw harus nge-danu di daerah Cimanggu buat dana SIA (Scout in Action), hujan pun turun dengan derasnya...

Akhirnya gw putusin untuk neduh dulu di masjid di deket situ..

Singkat cerita, abis sholat Ashar, gw tertarik dengan tulisan di mading mesjid yang judulnya bikin merinding, yaitu "Ada  5 Suara di Dalam Kubur"..

Isi dari mading itu nerangin kalo sebenernya di dalam kubur ada suatu peringatan, yaitu :

  • Aku ini TEMPAT YANG GELAP, penerangannya adalah MEMBACA AL-QUR'AN..
  • Aku ini TEMPAT YANG LEMBAB, sebagian alas agar tidak lembab adalah dengan cara BERSHODAQOH..
  • Di TEMPAT INI SEPI, TIDAK ADA HIBURAN, untuk menemani kesepian itu adalah dengan cara BERTAHAJUD..
  • Di tempat ini, BANYAK HEWAN-HEWAN jika tidak ingin ada hewan-hewan ini adalah DENGAN ADANYA ANAK YANG SHOLEH..
  • Di tempat ini SEMPIT, agar tidak sempit LAKSANAKANLAH SHOLAT BERJAMAAH..

Saudaraku yang beriman karena Allah SWT,,

Sudahkah kita siap apabila malaikat maut menjemput kita,,

Sudahkah kita siap jika semua dipertanggungjawabkan di hadapan Allah,,

Sudahkah kita mempersiapkan bekal untuk perjalanan panjang nanti,,

Sudahkah kita siap dengan konsekuensi kelakuan kita selama hidup di dunia,,

Jika semua belum dapat kita persiapkan dengan baik, mulailah dari sekarang kita kembali menata kehidupan kita, kita tidak pernah tau kapan semua ini berakhir, tapi hendaklah kita selalu siap jika kapanpun akan dipanggil oleh Allah SWT..

"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Allah SWT dan mendapatkan surga yang luasnyaseluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa."

(Q.S. Ali-Imran [3] : 133)

Air Mata Mutiara

Sabtu, 04 April 2009
Air Mata Mutiara

Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek. "Anakku," kata sang ibu sambil bercucuran air mata, "Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu." Si ibu terdiam, sejenak, "Aku tahu bahwa itu sakit anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat", kata ibunya dengan sendu dan lembut.
Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit terkadang masih terasa. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.
Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara; air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.

**********
Cerita di atas adalah sebuah paradigma yg menjelaskan bahwa penderitaan adalah lorong transendental untuk menjadikan "kerang biasa" menjadi "kerang luar biasa".
Karena itu dapat dipertegas bahwa kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah "orang biasa" menjadi "orang luar biasa".
Banyak orang yang mundur saat berada di lorong transendental tersebut, karena mereka tidak tahan dengan cobaan yang mereka alami. Ada dua pilihan sebenarnya yang bisa mereka masuki: menjadi `kerang biasa' yang disantap orang atau menjadi `kerang yang menghasilkan mutiara'. Sayangnya, lebih banyak orang yang mengambil pilihan pertama, sehingga tidak mengherankan bila jumlah orang yang sukses lebih sedikit dari orang yang `biasa-biasa saja'.
Mungkin saat ini kita sedang mengalami penolakan, kekecewaan, patah hati, atau terluka karena orang-orang di sekitar kamu cobalah utk tetap tersenyum dan tetap berjalan di lorong tersebut, dan sambil katakan di dalam hatimu.. "Airmataku diperhitungkan Tuhan.. dan penderitaanku ini akan mengubah diriku menjadi mutiara." Semoga........

The Power of Love

Selasa, 24 Maret 2009
“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak (unta, sapi, kambing, dan biri-biri) dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.” [Q.S. Ali-Imran : 14]

Cinta, merupakan kata mutiara yang memiliki makna yang cukup dalam. Secara bahasa, cinta dapat diartikan sebagai perasaan kasih sayang yang kuat terhadap sesuatu, baik itu benda ataupun manusia yang merupakan luapan hati dan gejolak hatinya ; perasaan ingin dimiliki dan memiliki.
Dalam pandangan umum, cinta dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan, yaitu :
~ Attatayum atau cinta tertinggi, yaitu rasa cinta kepada Allah SWT seperti dalam firman-Nya : “Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mancintai Allah SWT, ikutilah Aku, niscahya Allah Mencintaimu dan Mengampuni dosa-dosamu.” Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” [Q.S. Ali-Imran : 31].
Termasuk cinta kepada Rasulullah SAW, Rasul-Rasul-Nya, dan jihad di jalan Allah termasuk belajar.
~ Cinta menengah, yaitu rasa cinta kepada orang tua, anak, keluarga, dan kerabat yang memiliki tujuan untuk kemaslahatan (kemanfaatan). “Dan Kami Perintahkan maanusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya,........” [Q.S. Al-Ahqaf (46) : 15]
~ Cinta terendah, yaitu suatu rasa cinta kepada manusia (lawan jenis), harta, tahta dimana cintanya ini melebihi rasa cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya. [Q.S. Ali-Imran (3) : 14]

Rasa cinta kepada seseorang (lawan jenis) bisa termasuk kepada cinta menengah apabila rasa cintanya itu dilandasi karena rasa cinta kepada Allah, dan bisa termasuk cinta terendah apabila rasa cintanya itu dilandasi oleh hawa nafsu. Sedangkan, rasa suka kepada lawan jenis merupakan fitrah manusia dan diperbolehkan asalkan jangan sampai melebihi rasa cinta kepada Allah, Rasul-Nya, dan jihad di jalan Allah dan jangan sampai karena suka/ cinta tersebut kita meninggalkan dan melupakan kewajiban-kewajiban yang kita miliki.
Adapun mengenai pacaran itu dilarang dalam agama Islam. Karena pacaran merupakan suatu media untuk mendekati zina. Seperti yang Allah firmankan di dalam kitab suci Al. Qur’an : “Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina itu suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.” [Q.S. Al-Isra’ : 32]. Selain itu, bergaul dengan lawan jenis diperbolehkan asalkan :
~ Tidak berpandangan (face to face)/ pandangan tak terjaga.
~ Kedua yang keluar dari mulut.
~ Tidak ada antisipasi amar ma’ruf nahi munkar.
~ Berdua-duaan dengan lawan jenis yang bukan muhrim di tempat sepi.

Tetapi perlu ditekankan, bahwa Islam tidak membunuh fitrah manusia. Dan jodoh, rezeki, dan ajal telah ditetapkan oleh Allah Azza Wa Jalla. Serta takutlah kepada Allah SWT, seperti dalam firman-Nya : “Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Allah dan dari (keinginan) hawa nafsunya, maka sungguh, surga adalah tempat tinggalnya.” [Q.S. An-Nazi’at (79) : 40-41].
 

Browse