Sub sistem agribisnis cabai merah

Kamis, 08 Maret 2012
Sistem Agribisnis dengan Komoditi Cabai Merah
Sub Sistem Agroindustri
Sekalipun cabai merah mempunyai prospek permintaan yang baik, tetapi sektor budidaya cabai merah dalam skala usaha kecil masih menghadapi berbagai masalah atau kendala. Permasalahan/kendala utama yang dapat menyebabkan bisnis usaha kecil budidaya cabai merah sering menghadapi resiko gagal, tidak adanya kepastian jual, harga yang berfluktuasi, kemungkinan rendahnya margin usaha, lemahnya akses pasar, dan ketidakmampuan untuk memenuhi persyaratan teknis bank.
Upaya yang ditempuh untuk membantu Usaha Kecil (UK) dalam bidang agribisnis budidaya cabai merah agar mereka mampu memanfaatkan peluang dan sekaligus untuk memecahkan masalah yang dihadapi (kelemaha dalam sistem, penerapan teknolodi, kelemahan dalam distribusi/pemasaran) dilaksanakan melalui pengembangan kebijakan di sektor-sektor pemerintah, moneter dan di sektor riil. Antara lain dengan : menyediakan kredit yang sesuai dan cocok untuk agribisnis berskala kecil, menciptakan kondisi yang kondusif bagi pengembangan tanaman hortikultura sayut-sayuran yang tergolong rempah-rempah termasuk di dalamnya untuk mata dagangan cabai merah dan memberikan jaminan keberhasilan proyek melalui penerapan pengembangan budidaya cabai merah.
Ada beberapa hal terkait dengan agroindustri cabai merah :
1.     Tepung cabai merah
Tepung cabai merah kering terutama banyak dimanfaatkan sebagai bubuk murni pelengkap bumbu masakan instan seperti mie atau bihun. Disamping itu mulai dikembangkan pula dalam bentuk kemasan botol atau alumunium foil.
-          Proses pembuatan tepung cabai

Organisasi

Kamis, 01 Maret 2012

Setiap organisasi pasti memiliki budaya di dalamnya. Budaya yang dimaksud di sini tidak mengacu pada keragaman, etnis, dan ras, melainkan suatu sistem makna dan keyakinan bersama yang menentukan cara karyawan bertindak. Dapat dilihat bahwa inti kehidupan organisasi terletak dalam budayanya. Secara spesifik, budaya organisasi membantu menemukan pola pedoman perilaku sebagai hasil dari norma-norma dan kebiasaan yang terbentuk dalam keseharian. Dengan kata lain budaya organisasi sangat berpengaruh pada perilaku anggotanya. Dalam menjalankan roda organisasi, juga terdapat kekuatan–kekuatan lingkungan yang memainkan peran penting dalam membentuk tindakan para pelaku didalamnya.
Dalam kehidupannya manusia dipengaruhi oleh budaya dimana ia berada seperti nilai, norma, tata cara, adat istiadat dan keyakinan sosial yang kemudian membentuk suatu budaya masyarakat. Hal ini juga berlaku dalam suatu organisasi dimana segala nilai, visi misi dari pendiri organisasi serta perilaku dari top manajemen kemudian menciptakan sebuah budaya organisasi. Selain itu terdapat pula pengaruh umum dari luar yang luas mencakup faktor yang tidak dapat dikendalikan, pengaruh dari nilai di masyarakat, dan faktor yang spesifik dari organisasi ( menurut Tosi, Rizzo, Carrol, dikutip oleh Munandar, 2001:264)
Seperti halnya manusia, organisasi juga memiliki kepribadian, yang disebut budaya. Menurut definisi, budaya organisasi adalah sistem makna dan keyakinan bersama dalam organisasi yang menentukan pada kadar yang tinggi, cara karyawan bertindak. Budaya itu mewakili persepsi bersama yang dianut oleh para anggota organisasi tersebut. Disetiap organisasi, ada sistem atau pola nilai, simbol, ritual, mitos, dan praktek–praktek yang telah berkembang sejak lama. Sebagai implikasinya, definisi budaya mensyarakat beberapa hal :
v   Bahwa budaya itu adalah persepsi yaitu individu–individu mempersepsikan budaya organisasi berdasarkan pada apa yang mereka lihat, mereka dengar, dan alami didalam organisasi tersebut.
v   Bahwa budaya itu menggambarkan aspek sebagai budaya bersama, sekalipun mereka berbeda dalam latar belakang dan bekerja pada tingkatan yang berlainan.
v   Bahwa budaya organisasi adalah istilah deskriptif, budaya itu menyangkut bagaimana para anggota mempersepsikan organisasi tersebut, bukannya menyangkut apakah mereka menyukainya. Budaya itu menggambarkan, bukan menilai.

 

Browse