Ternyata...

Jumat, 26 Maret 2010
Wahh,,
Ternyata bener,, kalo ada yang bilang, untuk melakukan kebaikan tuh ga gampang...
Dan hari ini Allah membuktikannya lagi...

TADZKIRAH 2010 memang acara yg wow banget buat gw,, dan mungkin ga hanya untuk gw..
Hari ini, rencananya mau nyebarin surat ke sekolah-sekolah,, keur mah libur keneh jadinya daripada ngeganggu waktu belajar mending nyebar undangan.. Singkat cerita,, packing paket surat untuk ke sekolah-sekolah udah beres, dan semuanya alhamdulillah Allah mudahkan.. Tapi ada surat yg belum,, apakah itu? Yakk,, surat rekomendasi Dinas Pendidikan.. Katanya hari ini beres ternyata engga,, dan akhirnya semua deadline mundur,, astagfirullah... Belom lagi beberapa kendala lain,, memang dapat teratasi, dan alhmdulillah Allah selalu mempermudah suatu kendala..

Satu hal (dari banyaakk hal) yg gw dapet dari TADZKIRAH 2010 adalah bagaimana pembuktian Allah akan janjinya di Q.S. Al. Insyirah [94] : 5-6

"Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, 
sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan .."

Dan satu pesan gw khususnya buat semua panitia acara ini,, yakinkanlah dalam hatimu,, janji Allah bagi siapa saja yg menolong agama-Nya, maka Allah akan menolongnya.. Niatkan ini semua untuk beribadah dan mendawamkan indahnya Islam dalam kegiatan ini..

Q.S. Muhammad [47] : 7
"Wahai orang-orang yang beriman!  Jika kamu menolong 
(agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."


Mohon doa dan dukungannya...
~^^~ 

Tatalah hatiku...

Rabu, 24 Maret 2010
Hari ini,,
24 maret 2010,
Adalah hari pertama setelah kulewati usia ketujuhbelasku

Ya Rabb,,, tak terasa umurku kian sedikit,,
Betapa banyak dosa yg telah ku perbuat unutk membangkang kepada-Mu
Maafkan aku ya Rabb..

Hari ini,,
Entah kenapa aku sedikit merasa ada yang salah atas hatiku
Entah mengapa ada yang sdikit mengganjal dalam benakku

Aku tak tau apa ini ya Rabb,,
Apakah kesedihan mengawali usiaku yg k-17 ini?
Apakah kesedihan akan menemani langkah awalku?

Naudzubillah

Mungkinkah hal 'itu' penyebabnya?
Apakah 'dia' yg membuatku sperti ini?

ya,,
Memang aku tak memungkiri perasaan ini
Aku tak pernah munafik atas perasaan ini,,
Tapi mengapa aku jadi terjebak atas hal ini???

Terkadang aku selalu iri
atas Rasa cinta Rasulullah SAW kepada Aisyah
atas rasa cinta Ali bin Abi Thalib kepada Fatimah

Mereka itulah yg selalu mnjadi sosok bagiku
Untuk mengelola indahnya cinta

Saat ini,,
Aku sedang menata hati
Bagaimana indahnya pengelolaan hati ini
Agar aku bisa menemukan cinta yg benar-benar karena Allah

Ya ,,
Memang aku mencintaimu
Mencintaimu dengan sepenuh hati
Mencintaimu dengan perasaan,, BUKAN EGOKU!!!

Saat ini,,
Perasaan itu masih sama
Tak ada bedanya

Saat ini,
Aku masih terus bertahan,,
Menjaga keistiqomahan perasaanku

Tapi aku tak kuasa untuk melangkah lebih jauh
Aku tau itu salah
Aku tau itu tak disukai oleh-Nya

Tapi apakah aku harus menderita seperti ini?
Kenapa?

Aku hanya ingin selalu mencoba mencintaimu dengan ketulusan hatiku
Menjaga perasaan ini agar indah pada waktunya
Menjaga perasaan ini agar tertata pada saatnya kelak

Wahai Dzat yg Maha pembolak-balik hati,,
Tetapkanlah hatiku pada agama-Mu,,
Isilah relung hatiku dengan asma-Mu
Jangan biarkan hatiku ternoda karena cinta ini,,

Ya rabb,,
Jagalah dia,,
Izinkanlah dia menjadi seseorang yg berarti bagiku pada waktunya nanti..
Amin ya rabbal'alamin

~ ~240310

Allah Cinta Orang-Orang Sabar Di Tengah Bencana

Rabu, 10 Maret 2010
Ketika kita naik mobil angkutan umum di tengah kemacetan lalu lintas, maka kita dituntut untuk bersabar. Kita tak boleh mencaci si sopir, apalagi membentak-bentak. Ketika kita berdesak-desakkan di kereta api kita juga dituntut sabar. Pada saat itu kita tidak boleh marah, kendati mungkin kaki kita terinjak.
       Demikian pula di saat negeri ini dibanjiri air yang melimpah kita pun harus sabar. Karena sumpah serapah yang kita arahkan kepada penguasa pun tak akan mengurangi volume banjir yang merendam hampir 30% wilayah Indonesia. Nah, dari air itulah kita tahu bahwa kehidupan dan kematian itu berasal dari air. Jadi, sabar itu memang tidak ada batasnya, sebagaimana iman itu sendiri.
       Pantaslah jika dalam sebuah kesempatan Nabi Muhammad SAW berpesan kepada kita untuk selalu bersabar (tabah dan ikhlas menerima kenyataan/taqdir). Bahkan beliau mengatakan,"Sebagian dari iman adalah sabar". Rasulullah yang mulia sendiri, setiap ditimpa musibah apa saja, tak pernah mengeluh apalagi sampai menyalah-nyalahkan orang lain. Entah itu pemerintah, tetangga, atau orang lain. Anehnya, kita tak pernah menyalahkan diri kita. Padahal, jangan-jangan kesalahan negeri ini juga karena kesalahan kita yang tanpa sadar kita turut menyumbangnya.
       Kenapa kita diperintah untuk bersabar oleh Allah? Inilah terapi psikologis canggih yang diberikan Allah kepada kita. Melalui sikap inilah kita disadarkan bahwa manusia itu tak mampu mengelola hidupnya secara pasti. Dialah Allah yang mengurus segala urusan kita. Itulah makna kita membaca Alhamdulillahi Rabbil 'alamien. Artinya, bahwa yang mengatur segala urusan kita itu adalah Dia. Dengan demikian, bersama sabar kita menghadapi gejolak hidup itu dengan tenang, rileks.
       Untuk menjadi seorang penyabar tidak mudah, memang. Tapi Allah melalui ayat-ayat-Nya, baik yang kauni maupun qauli mengajak kita untuk menjadi ash-shabirin (kelompok orang-orang yang sabar). Lihatlah betapa sabarnya seekor unta yang berjalan di padang pasir sembari membawa beban berat di punuknya. Simak juga kesabaran kerbau atau sapi ketika dengan tekunnya membajak lahan-lahan persawahan. Padahal kalau Allah mau, binatang-binatang itu menolak diperlakukan seperti itu oleh tuan-tuannya.
       Kita ingat kisah tentang robohnya kuda Suraqah bin Naufal saat mengejar-ngejar Nabi untuk dibunuh. Kita ingat tenggelamnya Fir'aun bersama serdadunya di laut Merah ketika mengejar-ngejar Nabi Musa dan pengikutnya. Dan kita juga ingat selamatnya nabi Yunus dari telanan ikan hiu. Kalau saja Allah mau, tentu Nabi Muhammad SAW sudah dibunuh Suraqah, Musa sudah dipenggal oleh algojo-algojo Fir'aun dan Yunus tidak dikeluarkan lagi dari perut ikan buas itu.
       Maka sangat wajar bila Allah mengabadikan mereka dalam al-Qur'an sebagai al-shabirien dan al-shadiqien, yakni orang-orang yang membenarkan ayat-ayat-Nya. Kuncinya apa? Mereka sabar dalam menjalani hidup ini, tanpa berharap materi di dunia.
       Para kekasih Allah itu meneladani sifat Rabb mereka, Al-Shabur, salah satu al-Asma al-Husna yang Allah miliki. Saudara-saudaraku yang dirundung derita, dan mereka yang sedang ditimpa nestapa...........Bersabarlah, karena Allah bersama orang-orang yang sabar. (sdn)
 

Browse